Diduga pakai air dari sumber yang sudah tercermar, begini penjelasan managemen hotel La Prima

Labuan bajo, Jarak News

Buntut dari pemberitaan media ini pada 30/04/2023, terkait dugaan pemanfaatan air tercemar oleh beberapa hotel di Labuan Bajo, yang menyeret nama Hotel La Prima sebagai salah satu pengguna, telah mendorong pihak managemen hotel tersebut untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi.

Seperti yang telah diterangkan dalam pemberitaan media ini pada 30/04/2023 dengan judul 'Hotel berbintang di Labuan Bajo diduga manfaatkan air tercemar', awak media ini telah berupaya secara maksimal untuk mendapatkan konfirmasi berita dari managemen hotel tersebut, namun pihak managemen hotel, tidak bersedia untuk diwawancarai pada saat itu.

"Pada saat media ini melakukan konfirmasi dengan managemen hotel La prima, melalui staf di front office, awak media diminta untuk menghubungi pak Kris Molla melalui sambungan telpon pada nomor yang diberikan. Berulang kali dilakukan panggilan telpon, namun yang bersangkutan tidak merespond panggilan telfon tersebut. Awak media inipun mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp, menyampaikan permohonan untuk melakukan wawancara, namun baru pada keesokan harinya, pesan tersebut mendapatkan balasan, sebagai berikut: "Sebelumnya mohon maaf, untuk saat ini kami belum bersedia untuk diwawancarai karena sedang dalam persiapan Asean Summit, terima kasih,"

Setelah berita dipublikasikan pada hari yang sama Minggu 30/04/2023. Pukul 14.54 wita, awak media mendapatkan panggilan masuk dari sebuah nomor baru. Setelah diangkat, seseorang di ujung telfon tersebut memperkenalkan diri sebagai Pak Kris (Kris Mola), managemen hotel La Prima.

Kepada awak media ini, beliau menyampaikan klarifikasi terkait pemberitaan penggunaan air yang bersumber dari mata Air Kemiri.

"Saya ingin menyampaikan klarifikasi Pak, terkait pemberitaan tadi. Soal pemanfaatan Air Kemiri itu sudah dilakukan sejak awal. Sumber utama air bersih yang kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional hotel khususnya menyangkut aktivitas mandi dan cuci, yang kami gunakan adalah air bersumber dari PDAM. Sumber mata Air Kemiri, kami gunakan hanya pada saat debit air dari PDAM tidak mencukupi kebutuhan operasional kami,", terangnya.

Terkait hasil uji layak sumber air bersih di hotel La Prima, lanjut Kris, "mohon kiranya pihak Bapak bisa langsung menghubungi pihak DINKES dan KEMENKES, karena mereka yang telah melakukan pengambilan sample secara langsung di hotel kami pada hari Jumat 28 April 2023 yang lalu. Hasil uji layak tersebut menjadi kewenangan KEMENKES dan DINKES", ujarnya.

Lebih jauh Kris juga menjelaskan bahwa pihaknya telah secara resmi mendapatkan ijin dari pemerintah propinsi NTT untuk memanfaatkan air dari sumber mata Air Kemiri.

"Kami juga sudah mendapatkan izin dari pemerintah provinsi, dan kami juga rutin membayar retribusi tersebut", tutup Kris.

Direktur PDAM Wae Mbeliling angkat bicara

Menanggapi klarifikasi pihak managemen hotel La prima, direktur BUMD Wae Mbeliling, Aurelius Endo,ST., angkat bicara. Kepada awak media ini, pak Reli, sapaan akrab pak Dirut PDAM, mengatakan: "Dia (hotel La Prima) menggunakan dua sumber mata air. Sebelum menjadi pelanggan kami, secara full mereka menggunakan air dari mata air kemiri".

"Kalau dikatakan bahwa untuk seluruh kebutuhan hotel mereka menggunakan air dari PDAM, dan hanya menggunakan air dari mata air Kemiri pada saat debit air PDAM menurun, pernyataan tersebut patut diragukan, karena kekuatan air kita untuk wilayah selatan sangatlah besar. Bahkan, untuk jalur Pede sampai hotel Jayakarta, khusus untuk hotel, kita gunakan Pipa 8 HDPE", tegas pak Dirut.

Selanjutnya 1 2
Penulis: Ihambut

Baca Juga