Kesehatan Mental Wajib Tahu Bukan Tabu
HARIAN JARAKNEWS -
Akhir-akhir ini isu kesehatan mental mulai ramai dibicarakan di tengah masyarakat.
Beberapa orang terkenal, khususnya dari Indonesia mulai membuka diri dengan bercerita tentang gangguan kesehatan mental yang mereka alami. Respon dari masyarakat beragam, banyak yang mengutarakan dukungannya, namun banyak juga yang menyangkal dan beranggapan gangguan mental adalah bukti kurangnya iman. Padahal kesehatan mental erat kaitannya dengan faktor genetis,
perubahan hormon, dan/atau situasi hidup, misalkan disebabkan oleh pandemi yang sudah berlangsung tiga tahun ini.
Stigma sosial dan juga kurangnya pemahaman tentang kesehatan mental membuat banyak penderitanya memilih untuk menyembunyikan diri dan tidak menerima pengobatan atau terapi yang dibutuhkan. Hambatan lain bagi kesembuhan gangguan mental adalah sulit ditemukannya layanan kesehatan mental (ahli profesional dan rumah sakit) yang terjangkau, baik secara jarak dan biaya.
Para WNI yang tinggal di luar Indonesia, khususnya di Eropa, mungkin lebih beruntung. Akses yang mudah ke layanan kesehatan mental dan minimnya stigma membuat gangguan kesehatan mental lebih cepat ditangani oleh ahlinya. Walau begitu, banyak dari mereka yang memilih untuk tetap merahasiakan tentang gangguan mentalnya dari teman-teman dan keluarganya sambil tetap menerima pengobatan yang mereka perlukan, padahal teman dan keluarga merupakan dukungan sosial yang
sangat mereka butuhkan untuk sembuh.
Rumah Aman Kita (RUANITA) selaku komunitas Indonesia di luar Indonesia yang aktif mempromosikan isu kesehatan mental bekerja sama dengan Swedish Indonesian Society (SIS) menggelar diskusi virtual
bertema kesehatan mental untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022 yang jatuh pada tanggal 10 Oktober setiap tahunnya.
Diskusi virtual dengan judul „Kesehatan Mental: Wajib Tahu,
bukan Tabu“ ini didukung sepenuhnya oleh KBRI Stockholm, Swedia. Acara akan berlangsung melalui kanal Zoom pada hari Minggu, 09 Oktober 2022, pukul 15.00-17.00 WIB (10.00-12.00 CEST).
Acara diskusi virtual ini terbuka untuk umum bagi warga negara Indonesia di mana pun . Diskusi virtual ini dibuka secara resmi oleh Duta Besar RI untuk Swedia dan Latvia, Kamapradipta Isnomo.
Acara dipandu oleh moderator Christophora Nismaya (relawan Ruanita dan mahasiswa Indonesia di Jerman), sedangkan narasumber-narasumber acara ini adalah Iwa Mulyana selaku Protokoler Konsuler KBRI Stockholm, Estrelita Gracia konselor cross - cultural trauma founder Momentaizing di Taiwan, Isabel
Nielsen selaku konsultan asuransi kesehatan di Swedia, dan Jessika penyitas sekaligus mahasiswa di Swedia.
Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk membagi pengalaman mengakses layanan kesehatan mental bagi WNI yang berada di luar negeri, terutama Swedia, negara yang terkenal memiliki
layanan terbaik di dunia bagi orang dengan gangguan mental. Kedua, memberikan edukasi yang benar dan tepat tentang kesehatan mental untuk mematahkan stigma yang ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Ketiga, untuk mendorong pemerintah Indonesia lewat perwakilannya di mancanegara untuk memberikan layanan kesehatan mental bagi warga Indonesia di luar negeri.
RUANITA (Rumah Aman Kita) Indonesia adalah komunitas diaspora Indonesia yang dibentuk untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar permasalahan psikologis dan kehidupan di luar
negeri. Tujuan di berdirikannya RUANITA adalah untuk mempromosikan isu kesehatan mental, psikoedukasi serta berbagi praktik baik tentang keterampilan diri untuk tinggal di luar Indonesia.(***)
Komentar