Sehabis Lantik Kades di Matim
Oleh : Alfred Tuname
Di Manggarai Timur (Matim), ada 64 desa yang berhasil menyelenggarakan Pilkades (Pemilihan Kepada Desa) tahun 2023. Pemilihan itu dilaksankan secara demokratis dan aman. Tak ada cacat; tak ada anarki. Itu sebuah “pesta rakyat” dalam merayakan politik desa.
Melalui pesta itu, rakyat telah memilih yang terbaik; atas nama pesta, rakyat menaruh harapan dan kepentingan bersama; dalam nama pesta; rakyat merayakannya dengan sepenuh hati. Saat berpesta, semua Cakades (Calon Kepala Desa) adalah saudara. Oleh karena itu, rakyat desa hanya memilih saudara yang pas untuk kesempatan 6 tahun mendatang, sembari tetap merangkul (anggom) saudara Cakades yang tertunda keterpilihannya.
Itulah budaya lontoleok politik yang melekat erat dalam setiap pribadi masyarakat Manggarai Timur. Tak ada yang tersisihkan, semua masuk dalam lingkaran kebersamaan mambangun desa. Desa hanya akan maju apabila ada kebersamaan. Tetapi desa akan rusak jika dua-tiga orang provokator dibiarkan untuk menyisipkan kepentingan pribadinya.
Kepentingan desa adalah kepentingan bersama masyarakat desa; kepentingan desa adalah (juga) kepentingan segenap masyarakat Matim. Kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa adalah cerminan perayaan pembangunan Manggarai Timur. Jika ada tagline “membangun dari desa”, maka semangat itu dimulai dari urusan Pilkades.
Oleh karena itu, sebagai masyarakat Matim, kita perlu berbangga atas perayaan pesta Pilkades tahun 2023 yang aman dan demokratis. Mari kita memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, Panitia Kabupaten dan Panitia Desa yang telah berhasil merawat demokrasi dan politik secara baik dan profesional. Tak lupa kita lakukan “angkat topi” untuk setiap aparat keamanan, TNI-Polri, yang telah siap dan sigap mengayomi masyarakat desa. Terima kasih melimpah kepada masyarakat desa yang telah mengambil sikap dan pilihan bijak dalam proses demokrasi desa.
Komentar