Septi Putri Manda Sari,
Ini yang disampaikan Fasilitator Pendamping Desa Tangguh Bencana Septi Putri Manda Sari
Bandar Lampung –
Fasilitator Desa/Kelurahan Tangguh Bencana Kota Bandar Lampung Septi Putri Mandasari menyampaikan saat menjadi narasumber Uji Kompensasi Wartawan (UKW) di Novotel Bandar Lampung pada 7 Juni 2024.
Saat ini di Provinsi Lampung hingga juni 2024 kegiatan pembekalan di daerah kabupaten /kota sudah dilaksanakan Program Desa melibatkan peserta dari 40 desa daerah rawan bencana di Kota Bandar Lampung .
Fasilitator Pendamping Kabupaten/kota Septi Putri Mandasari mengatakan peningkatan kapasitas untuk fasilitator desa ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan perangkat daerah serta masyarakat untuk menghadapi bencana.
"Saat ini kita sedang menghadapi dampak dari perubahan iklim, sebagai langkah mitigasi dan meningkatkan kewaspadaan kita terkait peningkatan kejadian bencana alam akibat perubahan iklim yang semakin ekstrim," kata Septi
Merujuk informasi dari BMKG, Indonesia saat ini perlu mewaspadai potensi dampak bencana yang dapat terjadi pada periode 2024 di Bandar Lampung merupakan daerah dengan ancaman banjir akibat hujan lebat sehingga debit air meluap tinggi. Menurut analisis inaRISK, Bandar Lampung termasuk wilayah dengan potensi bencana banjir kategori bahaya sedang hingga tinggi yaitu kecamatan Bumi Waras dan Kecamatan Panjang kota Bandar Lampung.
Tahun ini, pelaksanaan desa/kelurahan tangguh bencana menitikberatkan pada level kawasan dengan ancaman banjir dan Kawasan Teluk betung Panjang sepanjang Kawasan tersebut meliputi 2 (dua ) Kecamatan.
Pelaksanaan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan kewajiban dan tanggungjawab pemerintah daerah mengingat komponen dalam Desa/Kelurahan Tangguh Bencana merupakan bagian dari Standar Pelayanan Minimum Sub-Urusan Bencana (Permendagri Nomor 101 Tahun 2018). Pemerintah Pusat dalam hal ini BNPB, bersifat memberikan dukungan dan stimulan kepada pemerintah daerah dalam membangun ketangguhan masyarakat desa nya.
Peran aktif dari unsur pentahelix (pemerintah, lembaga usaha, akademisi, masyarakat dan media) sangat penting dalam hal pengurangan risiko bencana hidrometeorologi. Program Desa Tangguh Bencana (Destana) menekankan pada aspek kesukarelawanan dan mengedepankan prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat, melibatkan masyarakat sebagai subjek atau pelaku kebencanaan, dan tidak terus menerus menjadikan masyarakat sebagai objek yang selalu dianggap lemah. (**)
Komentar