Begini Penjelasan Direktur Mengenai kondisi Perumda Bidadari Saat ini
Werry pun menegaskan, "Saya ingin membawa Perumda ini ke bisnis yang lebih achievement. Kalau hanya sekedar mau dapat untung, saya bisa kerjakan sendiri, tidak perlu rekrut karyawan. Uang 4 Milyar diterima, tinggal langsung didepositokan saja ke Bank, jelas profitnya 'kan! Tapi yang kita mau, ini harus menjadi bisnis yang long term (jangka panjang)".
Terkait jumlah karyawan yang banyak, Werry juga mengakui hal tersebut. "Benar, jumlah personalia kita saat ini sebanyak 23 (duapuluhtiga) orang, termasuk Dirut dan Dewan Pengawas (Dewas). Ini wajar, 'kan perusahan baru, tentu saya harus membentuk sistem. Dalam pembentukan sistem ini pasti butuh SDM. Otomatis kalau ditanya apa pengeluaran terbesar, pasti SDM dan operasional", ucapnya.
Perspektif soal jumlah karyawan ini, menurut Werry mesti diluruskan agar dapat dipahami secara tepat. "Kalau mengikuti skala bisnis perusahan yang sudah Moncer, Seperti perusahan BUMN misalnya, jumlah tenaga kerja harus mengikuti struktur, istilahnya sudah GCG (Good Corporate Governance), dimana tidak ada penggabungan; bagian sekuriti tidak boleh gabung dengan sopir, tukang taman ya tukang taman, tidak boleh gabung dengan bagian keuangan. Hal ini penting dilakukan karena akan berkaitan dengan fungsi kontrol", jelas Werry.
Werry juga menambahkan, "Kalau bisnis pribadi sih kita bisa lakukan sendiri semuanya, tapi itu kan bisnis yang ala-ala, bisnis biasa, beda dengan bisnis yang besar dan profesional". "Jadi kita ingin membawa Perumda ini ke bisnis yang profesional, yang memiliki reputasi baik secara lokal maupun nasional", tandasnya.
Selain persoalan jumlah karyawan yang begitu banyak, managemen Perumda Bidari juga dinilai melakukan pemborosan anggaran dengan menggunakan mobil rental. Terkait hal ini, Werry Sutanto juga membenarkan hal tersebut. "Benar, kita rental 1(satu) mobil Toyota Inova untuk operasional, langsung dengan dealer Toyota di Kupang, dengan biaya sewa Rp.12 juta/ bulan", jelasnya.
Namun Werry menepis anggapan jika keputusan tersebut salah dan telah menyebabkan pemborosan anggaran. "Coba Pak cek seluruh BUMN yang ada, semua sudah memakai pola rental. Karena apa? Perusahan lebih suka fixed cost daripada variabel cost. Mahal? Ya, tetapi lihat dulu fasiltasnya, free maintenance, asuransi dan lainya. Kita hanya perlu isi BBM dan menyediakan sopir saja, tidak perlu lagi yang lainnya. Terus kalau tahun kedepan butuh ganti mobil jenis lain, karena kebutuhan, mudah kan? Tinggal ganti sewa mobil lain saja, tidak perlu beli", bebernya.
Komentar