Begini Penjelasan Direktur Mengenai kondisi Perumda Bidadari Saat ini
Prospek Bisnis
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2020 tentang Perusahan Umum Daerah Bidadari, terdapat 5(lima) kegiatan usaha yang akan digeluti oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini, yakni: Jasa Konstruksi, Industri Pariwisata, Perdagangan Umum, Pasar dan Parkir. Dari kelima kegiatan usaha ini, baru kegiatan usaha Perdagangan dengan membuka 3 (tiga) gerai menjual produk UKM yang telah dilakukan. Sedangkan pada sektor yang lain belum terlihat.
Terkait hal ini, Werry Susanto mengatakan, "Pilihan bisnis harus sesuai dengan modal yang ada, jangan sampai dengan penyertaan modal cuma Rp. 4 milyar kita berbisnis kapal wisata, pasti bisnisnya akan hancur".
Selain itu bagi Werry, upaya untuk melakukan pengembangan bisnis pada masa recovery pandemi seperti saat ini, tidaklah mudah. "Saat ini kita sedang recovery masa pandemi. Sampai saat ini, saya belum menemukan perusahan baru yang mampu mengembangkan usaha pada 2(dua) tahun awal berdirinya", ujarnya.
Namun dengan melihat pertumbuhan sektor pariwisata yang terus meningkat belakangan, ia pun optimis dengan beberapa rencana bisnis yang ingin dijalankan tahun ini akan mengalami pertumbuhan, seperti pengelolaan obyek wisata Batu Cermin, yang menurutnya memiliki potensi yang besar.
Tidak Akan Bangkrut
Bertolak dari kondisi keuangan Perumda Bidari yang terus mengalami penyusutan modal selama 2(dua) tahun belakangan, tentu banyak pihak mempertanyakan ketahanan dari perusahan ini. Berapa lama ia akan bertahan, sementara saat bersamaan, pengembangan bisnis baru akan dilakukan. Satu-satunya sumber pendapatan perusahan untuk membiayai operasional dan gaji karyawan adalah pendapatan dari 3(tiga) gerai toko oleh- oleh.
Terkait hal ini, Dirut Perumda Bidadari berujar, "Jangan anggap remeh bisnis oleh-oleh yang terlihat kecil pak. Di Bali ada toko oleh-oleh Krisna, berapa omsetnya? Besar sekali pak".
Meskipun Werry tidak bisa memprediksi kondisi pasar, namun ia optimis perusahan ini tidak akan bangkrut, karena bisnis dan market akan terus bertumbuh dan memiliki prospek yang baik. "Menurut saya, modal tidak akan habis. Sebenarnya Daerah telah menyiapkan modal sebanyak Rp.25 milyar rupiah, hanya kembali lagi pada kemampuan Daerah. Kalau sampai nanti misalnya bisnis ini stagnant, kita akan lihat saat itu apakah Perumda ini bisnis dan marketnya bertumbuh atau tidak. Kalau bertumbuh, tidak ada alasan bagi Pemerintah tidak meneruskan pembiayaannya. Saya yakin bisnis dan market kita 100% akan terus bertumbuh", tutup Werry.*****
Komentar