Bedah Rumah
Masyarakat Wilayah Wonosobo, Butuh Bantuan Bedah Rumah
HARIAN JARAKNEWS-
TANGGAMUS - Warga di beberapa pekon di wilayah Kecamatan Wonosobo harapkan bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus.(23/05/2022)
Padahal wilayah Kecamatan Wonosobo merupakan salah satu daerah yang cukup strategis di kabupaten Tanggamus, hasil bumi pun melimpah dari daerah tersebut.
Wilayah Kecamatan Wonosobo terletak di daerah pesisir pantai, yang merupakan daerah penghasil padi, buah-buahan seperti kelapa, pepaya serta hasil bumi lainnya.
Penduduk di wilayah itu kurang lebih sekitar 70 persen berprofesi sebagai buruh tani, sebagian besar para petani menggarap kebun sistem paroan atau bukan lahan sendiri.
Walaupun wilayah Kecamatan Wonosobo dibilang sedang berkembang, namun sebagian penduduk yang berpenghasilan rendah sangat memprihatinkan.
Seperti halnya keadaan warga di Pekon Wonosobo, terpantau terdapat sekitar 30 rumah yang merupakan tergolong rumah tidak layak huni.
Salah satu rumah di Pekon Wonosobo yakni rumah milik Margono, sangat memprihatinkan, ia merupakan buruh serabutan, sehingga ia tak mampu untuk memperbaiki tempat tinggalnya sendiri.
Selain Margono, di pekon setempat ada juga yang lebih memprihatinkan, yaitu rumah milik seorang janda bernama Karsiem, di usianya yang tua renta dan hidup memprihatinkan.
Sementara di Pekon Soponyono terdapat sebanyak 35 rumah yang tak layak huni, dimana rumah-rumah tersebut berdiri berdindingkan papan yang rapuh.
Salah satunya seperti rumah milik Sugeng Pratono, Sugeng merupakan masyarakat difabel yang memiliki keterbatasan, mirisnya ia harus mengurus ibunya yang sedang sakit-sakitan.
Ada juga warga Pekon Soponyono, yakni Amat Ismuyanto, ia merupakan kakak dari Sugeng, nasibnya tak jauh berbeda, rumah yang dihuni keluarganya sebanyak 6 orang kondisinya jauh dari kata-kata layak.
Bukan hanya di 2 pekon itu, di Pekon Karang Anyar juga ada sekitar 30 unit rumah warga yang kondisinya kurang layak untuk di huni, salah satunya rumah Sarini.
Sarini sudah beberapa kali mengajukan bantuan ke pemerintah akan tetapi belum mendapatkan respon, Sarini dan suaminya yang berprofesi sebagai buruh tani hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Beberapa masyarakat tersebut memohon kepada pemerintah kabupaten tanggamus untuk membantu mereka mewujudkan mimpi memiliki rumah yg layak huni.(*)
Komentar