Sehabis Lantik Kades di Matim

Tentu demokrasi tidak berhenti pada saat Pilkades. Esensi demokrasi adalah dalam proses pembangunan desa. Saat itu, masyarakat diberi akses dan kesempatan yang sama meramu dan memcicipi kebijakan bangun desa. Dengan begitu, tak ada lagi yang tersisihkan; tak ada lagi yang gemuk sendirian. Adil itu dimulai dari membiarkan setiap warga desa tersenyum.

Mulanya adalah senyum tiap warga desa saat pelantikan. Pelantikan Kades terpilih adalah ritual perutusan. Bahwa Kepala Desa yang dilantik siap menjadi pelayan masyarakat. Ia diutus oleh masing-masing kepentingan warga. Di kepalanya ada topi penghormatan dan amanah (:panggal); di pundaknya ada balok pengabdian dan tanggung jawab (:panggol); di dadanya ada lencana Garuda kesetiaan dan keberanian.

Betapa bahagianya masyarakat desa kala melihat pemimpinnya di-sah-kan dalam acara Pelantikan. Dalam inagurasi itu, masyarakat ingin jadi saksi kegagahan Kepala Wilayah; mereka ingin mendengar sumpah pelayanan sang pemimpin. Ada rasa puas yang tersirat dalam benak dan sukma para warga desa. Karena itu warga tak tanggung-tanggung untuk menyiapkan segala kebutuhan dan kelengkapan untuk kelancaran acara Pelantikan Kades.

Pelantikan Kades di Ligota Beach, Kec. Ranamese

Di Matim, acara Pelantikan Kades diselenggarakan secara tidak terpusat di Lehong, aula Sekda Matim (:tempat biasa digunakan untuk acara resmi pelantikan). Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH., M.Hum, memilih untuk melantik pada Kades di desa. Tiap-tiap desa dibagi dalam jadwal selama 14 hari. Ada yang dilantik di desa masing-masing; ada beberapa Kades yang dilantik di satu wilayah desa terdekat.

Terobosan itu dilakukan oleh Bupati Agas Andreas atas permintaan sebagian besar Kades terpilih. Jauh-jauh hari para Kades dan tokoh masyarakat datang mengundang dan meminta bupati untuk melantik sekaligus merayakan pesta syukuran. Tentunya, permintaan itu juga atas pesan masyarakat desa sebab masyarakatlah yang menyiapkan semuanya. Hal itu terbukti dari kesiapan tempat acara yang indah, penyambutan secara yang meriah (:ronda dan danding) dan jamuan hidangan yang gurih.

Atas permintaan dan kesiapan masyarakat itulah Bupati Agas Andreas berkeliling melantik Kades dari desa ke desa. Itu sebuah keputusan dan tindakan bijak. Pemimpin mesti melayani, bukan dilayani. Lelah memang ada, tetapi antuasiasme masyarakat akan menjadi obat ampuh untuk membasuh peluh itu. Keluh pun akan gugur di hadapan senyum dan tawa bahagia di moment pelantikan. Kebahagian itu ada karena pemimpin dekat dengan rakyatnya.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Alfred Tuname

Baca Juga

!"\#$%&'()*+,-./0123456789:;<=>?@ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ[]^_`abcdefghijklmnopqrstuvwxyz{|}~