“Stigma Atitude JANDA” Janda Adalah Dayang Kehidupan
Penulis : Irfan Efendi
Seorang janda adalah jenis wanita yang paling tidak berani aku dekati, bahkan untuk menatap mata mereka sekalipun, apalagi janda yang kelas pekerja keras, sebab bagiku janda bukanlah wanita yang rapuh karena kehilangan laki lakinya, tapi mereka adalah wanita yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi dayang-dayang kehidupan, itu sebabnya mereka menjadi istimewa.
Tentu saja berat menjadi seorang janda, dia harus tetap menjaga harkat dan martabatnya di tengah–tengah stigma negatif masyarakat dan harus mampu bertahan demi diri sendiri dan anak-anak tanpa didampingi sesosok pria yang bisa menjaga, menyayangi dan mengayominya.
Pada mereka dititipkan pernak pernik penderitaan, kesedihan, kesusahan, ketakutan, keresahan, kekecewaan, dan segala macam kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia lainnya, bahkan tudingan naif sebagai wanita yang gagal bahkan nakal dan gampangan tidak jarang harus mereka terima.
Menjadi janda itu sangat rentan dari segala permasalahan dan pandangan masyarakat sehingga banyak dari mereka yang sedikit berlebihan dalam menanggapi status itu. Bukan kehendak, akan tetapi sebuah garisan takdir.
Perlu di ketahui, kalau kalian mau mencari guru karate-nya kehidupan, belajarlah pada janda-janda pekerja keras, mereka ahli berjibaku dengan kesakitan hidup, mereka menguasai jurus-jurus kekuatan mental, yang bisa kalian pakai untuk bertahan melawan kerasnya kehidupan.
Hal lain yang sering ditakutkan wanita dengan status janda adalah banyak laki-laki yang akan masuk dalam kehidupannya dan membanggakan tentang dirinya serta niat baiknya untuk menikahi seorang janda.
Selain itu akan banyak juga pria mencoba mengelabui janda agar jatuh dalam pelukannya, sebab janda sering dianggap wanita lemah dan haus akan kasih sayang, banyak kasus pria menggoda seorang janda dengan iming-iming kebahagiaan sesaat.
Status janda bukan pilihan, tapi dipilihkan untuk mereka, sehingga mereka adalah wanita-wanita terpilih, ada memang janda yang perangainya buruk, tapi ingatlah,
TAK SEMUA SEPERTI ITU
Jadi, janganlah kita mengucilkan janda. Karena janda juga ingin didengar dan diayomi bukan menjadi bahan pergunjingan, apalagi jika janda itu memiliki anak, menyembuhkan psikis anak sangatlah berat bagi seorang janda.
Mencoba menutup telinga demi anaknya dan menguatkan anaknya dari gunjingan orang lain. Janda itu tidak selamanya jelek, tidak selamanya mengganggu hubungan orang, tidak selamanya dia hina. Janda bisa berkarya, bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan bisa menjaga perilakunya. Jadi terima kami (Janda), hargai kami karena kami juga bisa menjadi orang yang bermanfaat dan membanggakan untuk kalian.
Semoga jalan hidup Janda dimudahkan segalanya oleh Tuhan Yang Maha Esa.