Teruntukmu Kawan

Penulis : Kurnain, S.IP

Wakil Ketua DPRD Tanggamus, Ketua DPD Partai NasDem Tanggamus.

Kalo tulisan sebelumnya saya selalu menulis tentang desa. Kali ini Sejenak kita meninggalkannya. Akan tetapi semangatnya sama yaitu semangat perubahan. Biar agak ringan-ringan dikitlah kita bernarasi. YoooooAaaa..

Kali ini saya akan menceritakan kegigihan kawan dalam berproses untuk merubah hidupnya. Banyak lalu lalang pekerjaan yang ia tempuh. Disitu ia memiliki banyak pengalaman. Sebut saja panggilan akrabnya zal. 

Saya dengan dia memang sudah berkawan lama sejak duduk di bangku Sekolah Menengah. Di bangku sekolah ia adalah sosok yang komit dalam membangun persekawanan. Sedikit kalem dan selalu senyum sumringah adalah kebiasaan sikapnya yang selalu menghipnotis teman sekelilingnya betah bersamanya. Waktu bersekolah, secara intelegensi dia tidak begitu pintar pintar amat, bisa dikatakan standar ajalah. Namun ada sisi lebihnya, dia seorang yang ulet, disiplin dan  rajin.

Satu lagi yang paling unik dalam kepribadiannya dia terkesan santai dalam setiap mengelola pekerjaannya. Namun, walau santai tetap juga selesai sesuai target. Salut dan hebat buat beliau.

Duduk dan betah didepan komputer sebuah pekerjaaannya yang selalu dilakoninya sejak dulu. Bahkan sudah menjadi hobinya sehari-hari. Maklum, ia adalah lulusan sarjana komputer dari Universitas Teknokrat Bandar Lampung.

Sambil menarik isapan rokoknya dan sembari menikmati kopi di depan layar komputer, lalu terangah mukanya keatas adalah sebuah tanda bahwa ia sedang melukiskan pikirannya. Dan selanjutnya konsep pikiran tersebut dituangkannya melalui komputer itu. 

Dulu, sekitaran tahun 2007 yang silam dia bekerja di Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung sebagai tenaga honorer di tenaga administrasi dan komputerisasi. Saat itu saya masih aktif sebagai jurnalis dan aktivis swadaya sosial. Saat itu pula kami mengkolaborasikan kemampuan kami dengan bersama sama membentuk sebuah lembaga sosial. Dan alhamdulillah lembaga itu terbentuk dan berjalan sebagai wadah kami mengelaborasikan gagasan. Tidak hanya itu, saya bersamanya waktu itu mencita-citakan sebuah impian memiliki media surat kabar milik sendiri. Bersyukur atas impian dan cita-cita itu alhamdulillah terealisasikan.

Kemudian sekarang dia tidak lagi bekerja sebagai tenaga honorer di rumah sakit itu. Dia mimilih jalan hidupnya yang lebih merdeka lagi. Yakni sebagai pimpinan perusahaan yang bergerak dibidang jurnalistik. Ia memimpin sebuah surat kabar aktif harian jaraknews. Makin hebat aja beliau.

Saat kami ngobrol sedikit serius dan setengah becanda. Ada ungkapan sering ia lontarkan yang menurut saya susah dilupakan. Apa itu...., bahasanya gini; "hidup itu sudah susah jadi jangan dipersusah. Enjoy, jalani aja dan terus bergerak."

Menarik, ungkapan bahasanya itu bisalah kita jadikan sebagai inspirasi alternatif dalam mengarungi jejak kehidupan. Ada bahasa terkhirnya "teruslah bergerak", artinya jika kita memaknai bahasa tersebut secara general maka setiap kita melakukan langkah gerak maka disitu ada proses perubahan. Jadi jangan pernah mati langkah, begitulah bahasa sehari-hari yang sering kita dengar. 

Sungguh mantaf sekali kan bahasa ungkapan sekaligus pesannya itu. 

Kita sudahi ya tulisan ini, untuk kesimpulannya bisa kita simpulkan masing masing aja. Teruntukmu kawan, semoga semakin tinggi terbangmu. Dan sukses selalu dalam berjuang. Pesan saya  tetaplah sebagai inspirator untuk semua. Jangan lupa ajak sekelilingmu untuk maju bersama-sama. Bravo kawan.(*/July)

Penulis:

Baca Juga