Pembagian Kue Dalam Program BPNT
HARIAN JARAKNEWS ---
Proses distribusi penyaluran BPNT(Bantuam Pangan Non Tunai) di beberapa pekon di kabupaten tanggamus carut marut.
Proses penetapan e-warong di beberapa pekon tidak sesuai ketentuan Permensos No.05 tahun 2021. Sehingga terjadi banyak pelanggaran yang dilakukan.
Penetapan e-warong ditingkatan pekon sarat dengan permainan dari instansi yang terkait,sehingga pelayanan yang diberikan tidak maksimal.
Dikatakan Hipzoni,S.H. Pemuda Tanggamus
Hal ini Terjadi beberapa e-warong tidak sesuai dengan Pasal 5 Permensos no.5 tahun 2021.
Keberadaan e-warong seperti warong siluman,dimana aktifitas hanya ramai ketika proses penyaluran BPNT. Di hari-hari biasa alamat dan tempat yang terdaftar e-warong adalah rumah biasa tanpa ada aktifitas perdagangan sembako sesuai ketentuan yang telah diatur.
Ditambah e-warong siluman tersebut mengcover penyaluran kepada KPM di tiga pekon/desa.
Permasalahan di perparah dengan bagi-bagi kue oleh para pihak yang terlibat sehingga terjadi pemotongan jatah nominal yang diterima KPM yang tidak sesuai ketentuan.
" Hal tersebut mengakibatkan kualitas barang sembako yang diberikan supplier/e-warong kepada KPM tidak sesuai standar yang di tentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku." Kata Hipzoni (Pemuda Tanggamus).
Lanjut hipzoni,Bahkan kualitas sembako seperti beras sangat buruk,seharusnya para pihak yang terkait keberlangsungan program pengentasan kemiskinan di masa pandemi covid lebih bijak.jangan kesarakahan pribadi mengorbankan para PKM yang notabene harus dibantu,kami meminta kepada pihak2 yang berwenang untuk ngusut tuntas dan memberantas para mafia dalam program BPNT" ungkapnya.
Sementara e Warong di wilayah Kecamatan Kotaagung Barat ditemukan e-warong yang mengelola Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Tiga Pekon sekaligus sehingga terindikasi tidak maksimal dalam penyaluran bantuan sembako.
Salah satu e-warong di Kecamatan Kotaagung Barat, Zulailawati mengungkapkan, e-warong yang dikelolanya menyalurkan sembako untuk KPM tiga Pekon, dalam penyaluran bantuan, ia hanya menerima paket sembako dari suplayer untuk dibagikan ke keluarga penerima manfaat (KPM) setelah transaksi penggesekan kartu keluarga sejahtera (KKS).
"E-warong ini begini, kami ini hanya menerima paket, kalau kita mau membelanjakannya sendiri kan kita gak tau, jadi pendamping yang memasukkan suplayernya, tapi kalau untuk sayur-sayurannya kita bekerjasama dengan pendamping" kata Zulailawati.
Zulailawati memaparkan bahwa dalam pengelola e-warong dirinya bekerjasama dengan pendamping, sehingga keuntungan dalam pengelolaan sembako tersebut berbagi keuntungan dengan pendamping BPNT.
"Yang menentukan harga beras ya suplayernya, bukan saya, jadi kita hanya menerima paket sembako dari suplayer senilai 200 ribu per KPM untuk sebulan, paket itulah yang kita bagikan, keuntungan per KPM-nya bekerjasama dengan pendamping dapat 6 ribu bersih per KPM-nya setelah berbagi dengan pendamping" paparnya.
Diungkapkannya bahwa dirinya sedang menunggu pengiriman beras BPNT untuk 3 pekon dari suplayer, karena seminggu yang lalu, dalam penggesekan seharusnya para KPM mendapatkan beras 4 sak per KPM tapi baru 1 sak per KPM yang dibagikan.
"Penggesekannya minggu lalu per KPM nya dapat beras sekaligus 4 sak, tapi baru 1 sak yang dibagikan, ini saya masih menunggu pengiriman beras dari suplayer, yang 1 sak per KPM nya udah seminggu lalu" terangnya.(*)
Komentar