Hotel berbintang di Labuan Bajo diduga manfaatkan air tercemar

Air dimanfaatkan hotel berbintang

Tepat dipinggir aliran air sungai Air Kemiri, yang berada tidak begitu jauh dari muara, terdapat mata Air Kemiri, yang sekaligus menjadi nama sungai tersebut.

Dahulu air dari mata air ini merupakan sumber air utama untuk dikonsumsi warga lokal yang berada pada daerah tersebut, namun belakangan jarang digunakan lagi untuk konsumsi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini dari pak Roy, salah seorang staf pada Kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Pemukiman Mabar, disebutkan bahwa "Pada tahun 2013 lalu Pemerintah Provinsi NTT, sebagai pihak yang berwenang atas pengelolaan air permukaan, membangun infrastruktur pengaman mata air yang menyerupai sumur dan pagar. Sehingga penampakan dari mata air tersebut kini serupa dengan sumur pada umumnya".

Mata Air Kemiri

Di dalam lubang yang menyerupai sumur tersebut, tampak puluhan bahkan mungkin ratusan pipa terpasang, lalu disambungkan dengan mesin pemompa air yang berada di luar, guna mengalirkan air tersebut ke beberapa tempat termasuk ke empat hotel dan penginapan yang ada di Labuan Bajo, yakni hotel La prima, Bintang Flores, Pagi dan New Bajo Beach. Kedua hotel yang disebutkan di awal adalah hotel berbintang.

Untuk mendapatkan kepastian terkait hal ini, awak media pun mendatangi managemen dari hotel-hotel tersebut. Managemen hotel Pagi dan Bintang Flores mengakui bahwa sejak lama mereka telah menggunakan air dari Air Kemiri untuk macam-macam kebutuhan hotel, kecuali untuk diminum dan memasak.

"Sejak berdirinya hotel ini kami, sudah pakai itu air pak, untuk seluruh keperluan hotel, seperti mandi dan untuk bersih- bersih. Tapi untuk minum, masak dan cuci, tidak pakai itu air. Kami cucinya bukan di sini," ujar Helmi, salah seorang staf hotel Pagi.

Hal senada juga dikatakan Arnol, staf hotel Bintang Flores, bahwa "sejak tahun 2008 air tersebut kami gunakan untuk macam-macam kebutuhan di hotel, kecuali untuk masak dan minum".

Terkait jaminan akan kebersihan dari air yang digunakan tersebut, mengingat letak mata air yang langsung berada dalam badan sungai yang tercemar, Arnol berujar bahwa, "di situ kan ada filter air, dan setiap tahun dinas kesehatan selalu melakukan pengecekan".

Pipa - pipa menuju hotel

Pada saat media ini melakukan konfirmasi dengan managemen hotel La prima, melalui staf di front office, awak media diminta untuk menghubungi pak Kris Molla melalui sambungan telpon pada nomor yang diberikan. Berulang kali dilakukan panggilan telpon, namun yang bersangkutan tidak merespon panggilan telfon tersebut. Awak media inipun mengirimkan pesan melalui aplikasi WhatsApp, menyampaikan permohonan untuk melakukan wawancara, namun baru pada keesokan harinya, pesan tersebut mendapatkan balasan, sebagai betikut, "Sebelumnya mohon Maaf, untuk saat ini kami belum bersedia untuk diwawancarai karena sedang dalam persiapan Asean Summit, terima kasih" demikian Jawab Kris melalui pesan WhatsApp.

Tidak sampai disitu, awak media ini kembali mengirimkan pesan WhatsApp yang berisikan pertanyaan wawancara, berharap segera mendapatkan konfirmasi. Pesan diterima dan sudah dibaca, karena terdapat tanda centang biru. Akan tetapi hingga berita ini di publish, pesan tersebut tidak dibalas.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Ihambut

Baca Juga