PT. HBP Klaim Telah Realisasikan CSR di Padang Ratu, Tapi Belum Ada Bukti

LAMTENG - Keluhan masyarakat terkait kerusakan jalan provinsi yang melintasi beberapa kampung di Kecamatan Padang Ratu Kabupaten Lampung Tengah bukan yang pertama kali terjadi, hal itu dikatakan oleh Kepala Unit PT. Hulu Batu Perkasa.

"Kalau memang ada kerusakan jalan, ini sudah diinformasikan terhadap pimpinan, dan kebetulan kan masalah ini sebenarnya bukan baru ini, karena lurah bandar sari, kemudian lurah sri agung pun sudah di pot ke PU" ungkap Supri selaku Kepala Unit PT. Hulu Batu Perkasa saat dikonfirmasi di kantornya. Sabtu (5/6/21).

Terkait kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan, Supri mengaku telah direalisasikan bahkan melalui laporan secara online, pekan depan Supri akan menunjukkan buktinya.

"Terkait CSR, kalau ESDM kan ada 7 hal, sekarang ini lebih menyentuh ke masalah pendidikan, misalnya bantuan untuk guru, ada guru ngaji, kemudian ada yang ke masyarakat ada lagi yang ke masalah ekonomi, lingkungan misalnya segala macam deh pokoknya, kalau gak salah ada 7 bagian mengenai CSR, dan itu sudah kami laksanakan dengan pelaporannya pun secara online, Senin depan akan saya jelaskan" ungkapnya.

Supri berharap, pada pelaksanaan di perusahaan yang dilaksanakannya tidak ada kendala, karena perusahaannya dalam pemenuhan kebutuhan material proyek yang ada di Lampung Tengah.

"Di sini kan perusahaan, saya juga sebagai pelaksana harapannya sih gak ada masalah, karena juga kita yang di sini usaha untuk pemenuhan proyek di lampung tengah, kalau masalah izinnya kita lengkap, " bebernya.

Sementara, Kepala Kampung Sri Agung Kecamatan Padang Ratu, Jarwoto keluhkan kerusakan jalan provinsi yang melintas di kampungnya, ia berharap agar ada perhatian khusus dari pihak perusahaan terhadap 4 kampung yang ada di Kecamatan Padang Ratu.

"Sebenarnya ironis, masa jalan provinsi seperti itu, harapan saya mudah-mudahan ada perhatian khusus untuk wilayah dari Bandar Sari, Sri Agung, Kuripan dan Haduyang Ratu, mohon diperhatikan lagi, intinya untuk lubang yang dalam di kasih batu belah dulu baru dikasih sabes, jadi bisa kuat, tapi jangan juga sabesnya yang banyak tanahnya, jadi lumpur dia" ungkapnya.

Dijelaskannya, ia baru mengetahui, jika di kampung lain seperti di Kecamatan Anak Tuha mendapatkan kompensasi dari pihak PT. Hulu Batu Perkasa, dan harapannya agar hal ini jadi perhatian dari Pemerintah Provinsi.

"Kalau masalah kompensasi , mohon ma'af saya gak tau sama sekali kalau masalah itu, soalnya saya baru tahu sekarang kalau kampung lain ada kompensasi, saya berharap mudah-mudahan kedepannya, mohon di bantu keluhannya agar jadi perhatian dari pemerintah provinsi" tutupnya.

Dalam hal itu, Kepala Kampung Haduyang Ratu Kecamatan Padang Ratu, Tengku Irsan mengaku pernah akan bergejolak terkait rusaknya jalan, akan tetapi ia juga menimbang banyak warganya yang memiliki kendaraan.

"Memang pernah kami mau bergejolak, Kepala Kampung Sri Agung, saya dan Kepala Kampung Bandar Sari, mau kami tutup jalannya, tapi gak di kasih camat, mereka menimbun jalannya juga pake tanah, kalau masalah jalan, kita juga jangan menyalahkan satu pihak, karena warga saya juga banyak yang punya kendaraan" bebernya.

Tengku Irsan yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Padang Ratu menegaskan bahwa di kampungnya tidak pernah mendapat bantuan dari pihak perusahaan batu tersebut.

"Selama saya menjabat kepala kampung sudah 6 Tahun, saya tidak pernah mengemis kepada siapapun, dikasih juga belum pernah, sampai saat ini kami gak pernah dapat, itu harus ditindak lanjuti" pungkasnya. (Suhendra Wawan)

Penulis:

Baca Juga