Pemilihan BHP Ricuh, Kakon Banyu Urip Emosi dan Ancam Bongkar Kebusukan
TANGGAMUS - Kepala Pekon, Santoso emosi saat kericuhan pemilihan Bandan Hipun Pemekonan (BHP) di Dusun I Pekon Banyu Urip Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, Lampung. Selasa (29/6/21).
Atas emosinya tersebut, Santoso kebablasan mengatakan bahwa dirinya siap membongkar kebusukan yang telah dilakukan oleh sejumlah aparat pekon sebelum ia menjabat, bahkan dirinya tidak merasa takut jika dipanggil oleh pihak Kejaksaan Negeri Kabupaten Tanggamus atas persoalan aparat pekon sebelum ia menjabat.
"Emosinya saya kan gini, maunya mereka itu jangan nyolot kalau ngomong, mungkin kalau sabar menunggu calon yang belum hadir, gak akan ribut, tapi mereka gak sabar, kalau saya bongkar semua kebusukan-kebusukan itu, dari nol sampai akhir, saya gak takut, saya siap dipanggil kejaksaan, kalau mau jujur hari ini" tandasnya.
Belum diketahui, persoalan apa yang telah diperbuat oleh aparat pekon banyu urip sebelum Santoso menjabat sebagai kakon, namun ia sayangkan tindakan ketua panitia pemilihan BHP di pekon setempat atas perubahan dan penambahan mata pilih yang telah ditentukan olehnya, ia berharap jangan sampai terulang kembali kejadian serupa kedepan.
"Masyarakat mau milih siapa silahkan, maksud saya jangan di tambah-tambah, kalau udah lima belas ya udah, lima belas aja, kan gitu, ya kalau mau ditambah boleh aja, tapi kan maunya sekdesnya ngomong dulu sama saya, bukannya saya menghambat" katanya.
Selain itu, Sekretaris Pekon Banyu Urip, Sutrisno selaku Ketua Panitia penyelenggara pemilihan BHP juga menyayangkan sikap Santoso selaku Kepala Pekon yang arogan, bahwa menurutnya, kepala Pekon jangan ikut campur dalam pemilihan BHP tersebut.
"Sebetulnya kan kegiatan ini telah melakukan pembentukan panitia dan dibentuk oleh kepala pekon, dan itu hak kami untuk menentukan sebagai panitia, intinya kan begini, kami kan diberi mandat oleh kepala pekon difungsikan sebagai panitia, artinya kami diberi kewenangan, dalam arti Kepala Pekon udah gak ikut campur lagi dalam hal ini" katanya.
Salah satu warga Pekon Banyu Urip mengungkapkan bahwa penyebab ricuhnya pemilihan BHP di Pekon Banyu Urip karena Kepala Pekon Santoso telah menentukan nama-nama warga yang akan diundang sebagai mata pilih, akan tetapi tanpa sepengetahuan Santoso, nama-nama warga yang telah ditentukan tersebut dirubah oleh Sekretaris Pekon selaku Ketua Panitia Penyelenggara.
"Kepala Pekon kan udah mendata, nama-nama yang mau diundang untuk mata pilihnya, rupanya banyak yang dirubah oleh Sekdesnya selaku ketua panitia, na dari itulah Kepala Pekon ini emosi dan tidak terima karena nama mata pilih yang telah ditentukan jumlahnya telah dirubah" ungkap warga yang enggan disebut namanya.
Menurut warga, apabila penyelenggaraan pemilihan BHP di pekon setempat sesuai apa yang telah ditetapkan oleh Kepala Pekon maka kericuhan tidak akan terjadi. "Kalau Ketua Panitianya mengikuti prosedur dan arahan dari Kepala Pekon, mungkin gak terjadi keributan seperti itu" tandasnya. (M. Rusli).
Komentar